Sabtu, 19 Maret 2016

Why I’m Deaf??



Why I’m deaf?? Kalimat pembuka isi curahan hati seorang tuna rungu. Sebut saja namanya april. Tulisan itu tak sengaja aku temukan di sela-sela lembaran catatan pelajaran mata kuliahnya.  Terlepas dari itu catatn pribadi atau bukan, yang jelas dia meletakanya di sela-sela catatan pelajaran. Sehingga siapapun bisa dengan leluasa membacanya. Termasuk aku yang kala itu mendampinginya dalam kelas mata kuliah nirmana 3 gatra. Lembaran demi lembaran aku buka ternyata aku menemukan lagi tulisan yang intinya hampir demikian yakni tentang “mengepa aku ditakdirkan tuli?”. Yang lebih mengejutkan lagi, tulisan itu dibuat setahun persis ketika aku membacanya saat itu. Yakni tanggal 16-3-2015 sedangkan aku menemukan tulisan itu juga tepat pada tanggal 16-3-2016.  Aku membaca dengan seksama tulisan itu yang kurang lebih rangakaian baitnya seperti ini.

Mengapa aku tunarungu.. ??
Mengapa harus aku ??
Ya Allah.. apa dosaku.?
Apa dosa orang tuaku sehingga kau memberikan cobaan ini pada keluargaku ?
Meskipun aku tuli
aku tak boleh menyerah
Aku punya mimpi dan cita-cita..
Akan kubuktikan aku bisa..

Kemudian kembali kubuka lembaran berikutnya.. dan aku menemukan goresan tinta itu lagi..

Why I’m deaf??
Mengapa tuhan menciptakan aku tuli?
Tapi aku bersyukur,
Setidaknya aku masih bisa sedikit berbicara,
Aku diberi kesehatan
Aku diberi orang tua dan teman-teman yang menyayangiku..
Terima kasih ya Allah..

Sajak terahir sedikit membuatku terenyuh. Malu. Bagaimana tidak? April seorang  gadis penyandang  tunarungupun amat mensyukuri  apa yang dia miliki saat ini. Sekalipun dia sempat mengeluh atas keterbatasanya. Di hari itu aku belajar dari april. Bahwa kebahagiaan diciptakan dari diri kita sendiri. salah satunya dengan memperbanyak rasa syukur kita pada sang pencipta. Tak ada manusia yang sempurna, tetapi kesempurnaan itu ada jika kita selalu mensyukuri apa yang ada. J  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar