Kamis, 12 Maret 2015

Pemuda itu Bernama Wahyudin..

Sedang ramai dibicarakan di media masa sosok pria tinggi tanpan yang bernama wahyudin. Dia adalah seorang sarjana muda lulusan jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka (UHAMKA) adalah seorang pemulung yang mempunyai mimpi yang sangat luar biasa. Dia terlahir dari keluarga yang jauh dari kata kaya. Ayahnya hanyalah seorang tukang ojek yang gajinya yang tak seberapa itu membuat kondisi keluarga wahyudin sungguh memprihatinkan. Dari delapan bersaudara, hanya wahyudinlah yang mampu mengenyam pendidikan pun sampai menjadi seorang sarjana seperti saat ini berkat kegigihanya untuk mewujudkan mimpinya untuk bisa sekolah.
Keadaanlah yang membuat wahyudin berpikir bagaimana dia bisa merubah nasibnya. Karena dia percaya pada Firman-NYA “Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya”. Dari situ wahyudin mulai menuliskan mimpi-mimpinya, tidak hanya untuk ditulis tapi juga diwujudkan. Mulai dari keinginanya untuk bisa sekolah sedangkan orang tua tak mampu membiayainya. Disini dia terinspirasi bagaimana caranya agar bisa mendapatkan uang setiap hari untuk biaya sekolahnya.? Mulailah dia memulung. Dari upah 1500-3000 ia kumpulkan dan dia tidak merasa malu melakukan pekerjaan itu. Orang tua wahyudin sempat melarangnya untuk memulung katanya “kamu tak usah memulung,, nanti kulit kamu  hitam kalau terus-terusan memulung” dan dengan tegas wahyudin menjawab “ lebih baik saya hitam, punya uang dan saya bisa sekolah, daripada saya putih tidak punya uang dan tidak bisa sekolah”.  Dia mempunyai prinsip bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin “ kalau hari ini makan nasi sama garam, besok harus  makan nasi sama sayur, besoknya lagi nasi sama ayam, begitu seterusnya dalam menjalani kehidupan kita harus punya target dan capaian yang lebih baik” ujarnya ketika diundang dalam sebuah acara televise. 

Untuk kuliahnya sendiri, dia sempat kawatir tidak bisa melanjutkan kuliah. Tentunya karena biaya kuliah tak murah.  akhirnya dia menyusun estimasi kira-kira berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk kuliah dan bagaimana dalam tiga sampai empat tahun dia bisa mengumpulkan dana untuk biaya kuliah, tapi kemudian dia tak mau menunggu lama, dia  mengumpulkan teman-temanya untuk membuat usaha, menjual gorengan, menghias botol plastic bekas yang kemudian dijual yang untungnya mencapai 17 juta pada saat itu. namun uang itu dia sumbangkan kepada anak yatim dilingkunganya. Berkat kegigihanya itu, ada dua orang yang mencarinya karena sempat mendengar “ ada seorang pemulung yang ingin kuliah” dua orang ini yang kemudian membantu wahyudin untuk membiayai kuliahnya. dari situlah jalan wahyudin dimudahkan oleh Allah SWT untuk mewujudkan mimpinya untuk menjadi seorang sarjana.
Tak puas dengan gelar sarjana strata satunya, wahyudin kembali melanjutkan pendidikan S2nya di sebuah Universitas di Bandung. Tak  hanya sampai disitu saja, kini pemuda berperawakan tinggi itu masih akan tetap merajut mimpi-mimpinya.  dan ketika menghadiri sebuah acara tv dan ditanya apa keinginanya saat ini dia menjawab “selama ini saya menuliskan apapun mimpi saya diatas sebuah kertas, dan saya berharap saya bisa menuliskanya dengan keybord untuk menunjang perkuliahan saya” . keinginan yang sangat sederhana namun sangat berarti untuk dia.
Ketika ditanya Cita-cita terbesar wahyudin adalah dirinya ingin bisa bermanfaat bagi orang lain “khoirunnas anfahumlinnas”, “ jadi apapun saya nanti yang jelas saya harus bisa member manfaat kepada orang lain. jika jadi pengusaha ya jadi pengusaha yang sholeh, dan bisa berbagi, jika saya jadi karyawan ya jadi karyawan yang baik dan masih tetap bermanfaat bagi orang lain dan saya ingin mempunyai sebuah yayasan untuk memanfaatkan ilmu saya” ucapnya sembari mengulue senyum ramah

cuplikan dari seorang pemuda yang gigih memperjuangkan mimpinya.. semoga menginspirasi J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar