Atmosfer Euphoria pergantian malam tahun
baru begitu terasa di berbagai belahan dunia. Detik-detik peralihan dari
tanggal 31 Desember menuju 1 Januari dirayakan begitu antusias oleh masyarakat.
Perayaan tahun baru identik sekali dengan nyala kembang api, tiupan terompet,
barbeque, dan berbagai aktifitas hedonism lainya. Namun, Tahukah anda? Kegiatan ini
merupakan pesta warisan dari masa lalu yang dahulu dirayakan oleh orang-orang
Romawi. Mereka (orang-orang Romawi) mendedikasikan hari yang istimewa ini untuk
seorang dewa yang bernama Janus, The God of Gates, Doors, and
Beeginnings. Janus adalah seorang dewa yang memiliki dua wajah,
satu wajah menatap ke depan dan satunya lagi menatap ke belakang, sebagai
filosofi masa depan dan masa lalu, layaknya momen pergantian tahun. (G
Capdeville “Les épithetes cultuels de Janus” in Mélanges de l’école française
de Rome (Antiquité), hal. 399-400).
Fakta ini sangat bertolak belakang dengan
budaya kaum muslimin.
Dari Ibnu Umar
berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"Barangsiapa
menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka." (HR. Abu Dawud,
Al-Libas, 3512. Al-Albany berkata dalam Shahih Abu Dawud, Hasan Shahih no.
3401)
Hadist di
atas sangat jelas bahwa tak sepatutnya kita (kaum muslimin) merayakan
pergantian malam tahun baru dengan hura-hura. Boleh-boleh saja meluapkan
kebahagiaan akan datangnya tahun baru namun dengan cara dan budaya kita yang
tak melampaui batas tentunya.
tak
sedikit pula yang menghabiskan moment pergantian malam tahun baru dengan
kegiatan yang sedikit berbeda pada masyarakat pada umumnya. Moment detik-detik
pergantian malam tahun baru 2015 disambut antusias oleh para santri di Lembaga
Tinggi Pesantren Luhur Malang (LTPLM). Sebuah perhelatan ‘Akbar’ yang
bertemakan “Cahaya 3 Menara” ini berlangsung cukup khidmad. Tema “cahaya 3 menara” memiliki makna filosofi yang mendalam.
Cahaya, kata ini menjadi sebuah objek yang selalu menjadi penerang di setiap
langkah kita. Dengan adanya penerang yang ditimbulkan oleh cahaya tadi, maka
kita tak akan salah langkah dalam menempuh lika-liku perjalanan. 3 menara, 3 menara
sendiri merupakan icon dari pesantren luhur yang bermakna iman,islam serta
ihsan.
kegiatan Diawali
dengan acara sharing bersama para santri yang berdedikasikan “cinta itu luhur”..
antusias para santri ditunjukan dnegan berbagai argumentasi mereka mengenai
definisi cinta. Cinta itu sejarah, cinta itu saling mengenal, pengertian,
tanggung jawab, dan perhatian, cinta itu anugrah, lebih memilih dicintai atau
mencintai?? Yang pada akhirnya cinta itu tak terdefinisikan karena begitu
luasnya makna cinta.
Acara dilanjutkan
dengan pembacaan sholawat Irfan cetusan dari Alm. Abah Prof.Dr. KH Achmad
Mudlor. SH yang merupakan pengasuh lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang. Pembacaan
sholawat berjalan sangat khidmat sembari mengenang sang ‘Mentari’ (Abah) yang
telah meninggalkan para santrinya. Memang jasadnya sudah tiada, namun ilmu yang
beliau curahkan akan selalu melekat di
hati para santrinya.
Di akhir acara,
lantunan istighfar menggebu di area masjid dan aula yang dipadati oleh para
santri. merenungkan kesalahan di tahun lalu dan merangkai asa dan cita untuk
menghadapi tahun mendatang dengan harapan ingin menjadi yang lebih baik
tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar