Kamis, 01 Januari 2015

CAHAYA 3 MENARA DI PENGHUJUNG TAHUN 2014

Atmosfer Euphoria pergantian malam tahun baru begitu terasa di berbagai belahan dunia. Detik-detik peralihan dari tanggal 31 Desember menuju 1 Januari dirayakan begitu antusias oleh masyarakat. Perayaan tahun baru identik sekali dengan nyala kembang api, tiupan terompet, barbeque, dan berbagai aktifitas hedonism lainya. Namun, Tahukah anda? Kegiatan ini merupakan pesta warisan dari masa lalu yang dahulu dirayakan oleh orang-orang Romawi. Mereka (orang-orang Romawi) mendedikasikan hari yang istimewa ini untuk seorang dewa yang bernama Janus, The God of Gates, Doors, and Beeginnings. Janus adalah seorang dewa yang memiliki dua wajah, satu wajah menatap ke depan dan satunya lagi menatap ke belakang, sebagai filosofi masa depan dan masa lalu, layaknya momen pergantian tahun. (G Capdeville “Les épithetes cultuels de Janus” in Mélanges de l’école française de Rome (Antiquité), hal. 399-400).

 Fakta ini sangat bertolak belakang dengan budaya kaum muslimin.
Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka." (HR. Abu Dawud, Al-Libas, 3512. Al-Albany berkata dalam Shahih Abu Dawud, Hasan Shahih no. 3401)
Hadist di atas sangat jelas bahwa tak sepatutnya kita (kaum muslimin) merayakan pergantian malam tahun baru dengan hura-hura. Boleh-boleh saja meluapkan kebahagiaan akan datangnya tahun baru namun dengan cara dan budaya kita yang tak melampaui batas tentunya.
tak sedikit pula yang menghabiskan moment pergantian malam tahun baru dengan kegiatan yang sedikit berbeda pada masyarakat pada umumnya. Moment detik-detik pergantian malam tahun baru 2015 disambut antusias oleh para santri di Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang (LTPLM). Sebuah perhelatan ‘Akbar’ yang bertemakan “Cahaya 3 Menara” ini berlangsung cukup khidmad. Tema “cahaya 3  menara” memiliki makna filosofi yang mendalam. Cahaya, kata ini menjadi sebuah objek yang selalu menjadi penerang di setiap langkah kita. Dengan adanya penerang yang ditimbulkan oleh cahaya tadi, maka kita tak akan salah langkah dalam menempuh lika-liku perjalanan. 3 menara, 3 menara sendiri merupakan icon dari pesantren luhur yang bermakna iman,islam serta ihsan.
kegiatan Diawali dengan acara sharing bersama para santri yang berdedikasikan “cinta itu luhur”.. antusias para santri ditunjukan dnegan berbagai argumentasi mereka mengenai definisi cinta. Cinta itu sejarah, cinta itu saling mengenal, pengertian, tanggung jawab, dan perhatian, cinta itu anugrah, lebih memilih dicintai atau mencintai?? Yang pada akhirnya cinta itu tak terdefinisikan karena begitu luasnya makna cinta.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan sholawat Irfan cetusan dari Alm. Abah Prof.Dr. KH Achmad Mudlor. SH yang merupakan pengasuh lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang. Pembacaan sholawat berjalan sangat khidmat sembari mengenang sang ‘Mentari’ (Abah) yang telah meninggalkan para santrinya. Memang jasadnya sudah tiada, namun ilmu yang beliau curahkan  akan selalu melekat di hati para santrinya.
Di akhir acara, lantunan istighfar menggebu di area masjid dan aula yang dipadati oleh para santri. merenungkan kesalahan di tahun lalu dan merangkai asa dan cita untuk menghadapi tahun mendatang dengan harapan ingin menjadi yang lebih baik tentunya.

Teman, semoga di tahun yang baru ini kita semua bisa menjadi insan yang lebih baik, diberi keberkahan, and give the best all of us as we can.. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar