Selasa, 02 Februari 2016

DIA MAHA ADIL


Benar- benar adil. bukan hal yang tabu lagi, memang DIA adalah dzat yang maha adil. mungkin karena aku  tengah merasakan keadilan itu begitu dekat denganku. aku adalah mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi di kota malang yang akan menyelesaikan tugas akhir perkuliahan (skripsi). Sudah barang tentu pertemuan dengan dosen pembimbing menjadi rutinitas hampir setiap hari. Lebih tepatnya mengunjungi kampus dan berniat untuk menemui dosen entah itu nanti bertemu atau tidak. Terkadang sudah ditunggu berjam-jam tetapi beliau tak berkehendak menemui kami (mahasiswa) karena ada kesibukan lain. keadaan itu seperti menjadi hal yang biasa bagi kami. Bapak dosen yang membimbingku kali ini memang terkenal cukup “sadis” dalam membimbing mahasiswanya. Bukan berati jahat atau sadis yang bermakna buruk bagi sebagian orang, tetapi beliau lebih jeli dan jika beliau ada kepentingan, beliau benar-benar tidak bisa diganggu.
Singkat cerita, suatu hari aku menghadap beliau untuk berkonsultasi mengenai tema skripsiku. Aku tidak sendiri, kedua rekanku menghadap dengan tujuan yang sama. Awalnya kami adalah team yang akan memecahkan kekerabatan stok ikan pada tiga perairan. Maklum saja aku adalah mahasiswa perikanan. Jadi pembahasan kami tidak jauh-jauh dari tema perikanan. Setelah berdiskusi panjang lebar, akhirnya beliau memecah kami dengan satu tema yang sama namun berbeda perairan. Pilihanya adalah perairan utara (Probolinggo), selatan (jember), dan selat bali (banyuwangi). Dalam benaku, aku akan memilih probolinggo, karena jarak dari kota malang lebih dekat, pikirku waktu itu. baru saja aku ingin mengutarakan hal itu, ternyata temanku sudah lebih dulu mengutarakan hal yang sama karena memang dia diberi kesempatan lebih dulu untuk menjawab. Begitu juga untuk temanku yang satunya lagi, dia sudah mengutarakan pilihanya lebih dulu yaitu jember. Tinggal aku. Aku tak punya pilihan lain selain melakukan penelitian di banyuwangi. Awalnya dosenku sempat tak yakin jikalau aku mengambil keputusan untuk penelitian di banyuwangi karena memang jarak malang dan banyuwangi tak bisa dikatakan dekat. Dengan nada yang sedikit underestimate beliau bertanya kepadaku “..kamu sudah pernah ke banyuwangi?” , “kamu punya kenalan orang banywangi apa tidak?” kedua pertanyaan tersebut sama-sama aku jawab “tidak pak..” karena memang aku tidak tahu menahu soal tempat itu, pun dengan orang-orang yang sekiranya bisa memabantuku ketika penelitian di lapang. sama sekali aku tak punya kenalan disana. Namun dengan nada tegas aku meyakinkan beliau ketika beliau bertanya “kamu siap penelitian di Banyuwangi?’..ku jawab “siap pak”, meskipun di dalam hati dilanda kecemasan karena alas an di atas tadi.
Disisi lain, kedua rekanku yang memilih penelitian di Jember dan Probolinggo, mereka seakan sudah menemukan jalan sendiri kepada siapa mereka akan mengadu di lapang karena bapak dosenku sudah memberi pencerahan dan juga contact person yang bisa dihubungi. Teknisnyapun sudah beliau utarakan. Sedangkan aku, seakan buntu, beliau hanya menyampaikan secara teknis bagaimana cara sampling yang tepat tanpa memberiku contact person rekan beliau yang ada disana. Alasanaya adalah terlalu khawatir jikalau nanti aku menghubunginya dengan nada yang tidak sopan. aku pikir itu alasan yang logis karena memang orang yang dimaksud adalah atasan. Beliau menjabat sebagai kepa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Pelabuhan Muncar Banyuwangi. Terang saja dosenku tak mau sembarangan memebrikan kontaknya kesembarangan orang. Akhirnya aku memutar otak kembali agar bisa mendapatkan paling tidakada orang yang bisa aku hubungi ketika terjun di lapang. Sampai kepalang aku tak kunjung mendapatkan kepastian. Akhirnya kembali aku meminta kontak dari bapak kepala TPI itu, dan Alhamdulillah beliau memberikanya dengan catatan yang kukira sebagai amanah “ kalau menghubungi yang sopan, tahu waktu”, lantas ku jawab “baik pak”. Disisi lain, aku juga mulai mencari informasi seputar  tempat tinggal yang nantinya akan aku tempati selama aku mengambil sample penelitiian. Beruntung, seorang kawan asli dari banyuwangi menawarkan tempat tinggal dirumahnya.
Setelah kurasa cukup, aku siap  berangkat ke banyuwangi untuk sampling  bulan januari, aku berpamitan kepada sang dosen dan iapun berkata “pastikan dulu ada ikan atau tidak”. Memang keberangkatanku kala itu hampir mendekati terang bulan yang artinya banyak nelayan yang tidak melaut dan bisa saja aku tak mendapatkan ikan yang aku cari. Tetapi dengan niat dan tekad yang kuat, akhirnya aku tetap berangkat ke banyuwangi karena target bulan januari aku harus sudah sampling. Aku berangkat ditemani seorang kawan yang kebetulan memerlukan sample ikan yang sama. Dalam perjalanan menuju banyuwangi, kusempatkan menghubungi nomor telephone yang tempo hari diberikan oleh dosenku (Kepala TPI Muncar). Aku mengatakan bahwasanya aku sedang perjalanan menuju banyuwangi. Kemudian pesan singkat itu terjawab “mudah2an masih ada yang kerja (melaut), soalnya banyak yang libur menjelang terang bulan”. Jawaban tersebut berbeda dengan apa yang pernah kutanyakan hal yang sama sebelumnya, dan itu seakan membuatku putus asa. Tapi tak mengapa, kalau memang tidak ada ikan, setidaknya aku sudah tau wajah banyuwangi seperti apa. Pikirku menghibur diri dalam perjalanan. Banyak cerita selama perjalanan menuju  kabupaten di ujung timur pulau jawa itu. mulai dari pergantian bus sampai empat kali sampai modus penipuan baru di dalam bus. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih Sepuluh jam, akhirnya aku sampai di pemberhentian bus. Tak sampai disitu, aku masih harus menempuh perjalanan lagi untuk sampai ke alamat yang aku tuju yakni kediaman kawanku. Aku putuskan untuk menggunakan jasa tukang ojek untuk mengantarkanku menuju lokasi. Meskipun awalnya sempat berputar-putar karena memang lokasinya cukup sulit, namun akhirnya aku sampai juga di rumah kawanku. kebetulan kawan yang aku maksud  sedang tidak berada di rumahnya melainkan sedang berada di cilacap untuk penelitian juga.. kedatangan kami disambut baik oleh keluarganya. Aku sangat bersyukur, setidaknya aku punya tempat tinggal untuk bermalam. Malam terasa sangat singkat karena tak terasa pagi sudah menjelang.
Di pagi itu, aku putuskan untuk mengunjungi tempat pelelangan ikan di pelabuhan dengan maksud membeli sample ikan yang aku maksud, meskipun dalam hati kecil ada keraguan akan keberadaan ikan tersebut. sekedar info saja, spesies ikan yang aku maksud adalah ikan lemuru (Sardinella Lemuru). Jarak antara rumah dengan pelabuhan cukup jauh, dan ketika itu aku tempuh dengan mengendarai becak. Sesampainya di lokasi, ternyata ada satu kapal yang sedang mendaratkan hasil tangkapanya. Dan ikan yang didaratkan tersebut adalah ikan yang aku cari. Puluhan kilo ikan didaratkan dan siap disetorkan ke  pabrik pengolahan. Langsung saja aku menghampiri sipemilik kapal yang berada diatas kapal dengan maksud membeli ikan beberapa kilo untuk dibwa ke malang. Setelah berbincang-bincang, aku mendapatkan ikan tersebut sejumlah kurang lebih tujuh kilo secara Cuma-Cuma alias gratis. Sebenarnya ikan-ikan tersebut tak boleh dijual eceran karena memang sudah pesanan dari pabrik. Tapi kenyataan berkata lain. aku sangat bersyukur  kala itu. langsung saja aku bawa ikan-ikan tersebut untuk aku bawa ke malang dan diidentifikasi keesokan harinya.
Dalam keadaan lain, dua teman yang memilih penelitian di jember dan probolinggo tak kunjung mendapatkan ikan yang sama, padahal hari sudah mendekati bulan februari dan frekuensi mereka ke lokasipun tidak hanya sekali.saja tetapi tiada hasil karena memang sedang tidak musim ikan.
Hal ini yang kemudian membuatku sadar bahwa keadilan Allah itu begitu dekat. Disaat aku harus kebingungan bagimana  mekanisme di lapang dan juga jarak tempuh lokasi yang cukup jauh, Allah memberikan kemudahan lain untuk menuntaskanya. Sedangkan dua rekan yang lain, denagn jarak lokasi yang cukup dekat tetapi alampun tak menghendaki.” Inna ma’alusri yusro”, “sesungguhnya bersama dengan kesullitan, terdapat kemudahan” Aku juga yakin Allah juga akan memeberikan kemudahan untuk mereka yang mungkin didapat dengan jalan yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar