Jumat, 05 September 2014

SHARED CONSERVATION FEE


D. LATAR BELAKANG MASALAH
Desa Wonocoyo terletak 54 Km sebelah barat ibu kota Trenggalek dan 2 Km dari kota kecamatan Panggul dengan luas wilayah : 678,941 Ha terdiri dari dataran seluas 370,941 Ha, perbukitan 308 Ha dari sekian luas di peruntukan pemukiman 42,833 Ha, fasilitas 55,707 Ha, persawahan 185 Ha, ladang tegal 90,401 Ha, hutan perhutani 305 Ha ketinggian wilayah 0-100 m curah hujan 264 ml per-tahun.
          Untuk mencapai desa ini harus menempuh jarak ± 100 km dari Kota Malang selama ± 4 jam dengan menggunakan jalur darat. Selama perjalanan kedesa kita dapat menikmati pemandangan yang sangat indah seperti panorama Gunung kapur dan kondisi pegunungan dan bukit yang masih alami dengan pantainya yang membentang dari barat ke timur wilayah desa Wonocoyo . Bentangan pantai itu kemudian di kenal sebagai Taman Kili-Kili (Pemuntahiran Desa Wonocoyo,2011).
          Taman Kili-Kili Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek mempunyai kekayaan alam yang tidak pernah habis mulai dari wisata pantai sampai spesies penyu salah satunya jenis penyu abu-abu (lepidochelys olivicea) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricate). Yang jelas di pantai sepanjang tepinya di tumbuhi pohon Pandan inilah pada sekitaran bulan Mei sampai dengan agustus warga masyarakat desa Wonocoyo yang tinggal tidak jauh dari pantai yakni masyarakat Dusun Bendogolor sering menemukan Penyu laut yang bertelur di tempat itu. Penduduk setempat menyebutnya “Pasiran” ( Ekomargono, 2011).
          Penyu laut (Pasiran) yang sering ditemukan di Taman Kili-Kili selama ini ada empat  (4) jenis. Diantaranya penyu hijau atau dikenal dengan nama green turtle (Chelonia mydas), penyu sisik atau dikenal dengan nama Hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata), Penyu Abu-Abu/Lekang (Lepidochelys olivachea)  dan penyu belimbing atau dikenal dengan nama Leatherback turtle (Dermochelys olivacea). Dari  keempat  jenis itu, Penyu Belimbing adalah penyu terbesar  yang  pernah mereka temukan.  Dengan ukuransekitar  dua (2) meter dengan berat kurang lebih 700 – 800 kg. Karena kurangnya pemahaman bahwa Penyu laut termasuk hewan yang dilindungi maka sering kali yang dilakukan masyarakat ketika menjumpai Penyu laut bertelur adalah mengambil telur-telurnya untuk dijual atau dikonsumsi sendiri.Setiap tahunnya menurut pengakuan mereka tidak kurang dari 40 sarang telur Penyu yang ditemukan dan diambil. Rata-rata setiap sarangnya tidak kurang dari seratus butir telur (Eko, 2011)              
          Namun setelah melalui penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Wonocoyo bersama BPD (Badan Permusyawaratan Desa) kepada masyarakat Bendogolor dan beberapa Tokoh Masyarakat yang sekaligus ditindaklanjuti dengan penyusunan Peraturan Desa (Perdes)  tentang Konservasi Penyu. Kegiatan tersebut di atas dilakukan oleh Pemerintahan Desa Wonocoyo setelah mengikuti Workshop Konservasi Penyu yang diadakan oleh Departemen Perikanan dan Kelautan Pusat, Propinsi dan Kabupaten yang bertempat di Hotel Hayam Wuruk Trenggalek selama dua hari yaitu tanggal 18 sampai dengan 19 Mei 2011 (DKP, 2011).
          Dalam sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintahan Desa Wonocoyo terhadap masyarakat Bendogolor pada tanggal 21 Mei 2011 terungkap bahwa Indonesia adalah rumah bagi enam dari tujuh spesies penyu di dunia, karena memberikan tempat yang penting untuk bersarang dan mencari makan, disamping merupakan rute perpindahan yang penting di persimpangan Samudera Pasifik dan Hindia. Namun, populasi enam spesies penyu laut tercantum sebagai yang rentan, terancam, atau sangat terancam menurut IUCN Red List of Threatened Species (Daftar Merah Spesies Yang Terancam Menurut IUCN).Ancaman utama yang dihadapi oleh penyu laut mencakup hancurnya habitat dan tempat bersarang, penangkapan, perdagangan ilegal dan eksploitasi yang membahayakan lingkungan.
Mendasar pada pemahaman  bahwa :
  1. Penyu adalah spesies yang terancam punah menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) dan harus dilindungi;
  2. Indonesia adalah bagian dari dunia yang terdapat 6 jenis penyu
  3. Indonesia adalah Negara anggota IUCN;
  4. Penyu disebut sebagai hewan Purba yang masih bertahan sampai saat ini dan memiliki peran penting dalam penyeimbang habitat laut
  5. Menjaga alam beserta isinya adalah bentuk syukur atas karunia Tuhan
Maka tidak ada alasan bagi Desa Wonocoyo untuk tidak turut serta mengamankan Penyu. Oleh karenanya, Desa yang berada di tepian pantai selatan pulau Jawa itu segera menindaklanjuti dengan membentuk Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Penyu dari ancaman kepunahan.(Margono at all, 2011)
Pokmaswas yang dibentuk oleh masyarakat peduli penyu yang saat ini telah disahkan oleh Pemerintah Desa Wonocoyo, sampai saat ini belum mampu melaksanakan kegiatan konservasi secara maksimal dikarenakan:
1.      Belum memiliki keahlian/keterampilan dalam hal konservasi penyu, hingga konservasi yang dilakukan hanya berdasar pada pemahamannya sendiri
  1. Terhambat pendanaan karena hanya berasal dari sumbangan masyarakat peduli, Pemerintah desa, dan DKP Trenggalek yang jumlahnya relative kecil;
  2. Sarana prasarana yang digunakan selama ini relative minim karena hanya  berasal dari swadaya Pokmaswas itu sendiri
  3. Sulitnya alternatif mata pencaharian nelayan sekitar pantai kili-kili karena penyu bertelur di sana tetapi telur tersebut tidak boleh di ambil
Dari paparan diatas, penulis memiliki gagasan dalam mengembangkan wilayah Pantai Kili-Kili Desa Wonocoyo untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan. Pengembangan wilayah pesisir tersebut berupa inovasi konsep Adopsi tukik (anak penyu) hasil penetasan dengan menawarkan kepada adopter (pengadopsi tukik) yang mana nama mereka di cantumkan pada penyu yang di adopsi, tidak hanya itu saja mereka juga di beri keuntungan berupa laporan perkembangan dan penghargaan. Serta hasil dari adopsi tersebut bermanfaat untuk melestarikan habitat penyu dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakaat pesisir.   
            Pengembangan kawasan ekowisata bahari berbasis konservasi kawasan habitat penyu yang tetap menjaga kelestarian ekosistem alami yang berkelanjutan. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir dan ikut menjaga kelestarian alam. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik mengangkat karya tulis dengan judul “ADOPT A TURTLE:Sebagai Bonus Pengembangan KKP (KawasanKonservasi Penyu)yang Berbasis Masyarakat Di Pantai Kili-Kili  KabupatenTrenggalek. Upaya ini kiranya mampu membantu pemerintah dalam upaya melindungi ekosistem, khususnya habitat penyu, serta menambah pendapatan masyarakat pesisir yang tinggal di Pantai Kili-Kili.Guna mendukung keberhasilan dan keberlanjutanupaya pengelolaan konservasi penyu di pantai Kili-Kili desa Wonocoyo Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek, maka diperlukan suatu pedoman teknis bagi parapelaku pengelolaan konservasi penyu di lapangan.

E.PERUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat disusun rumusan masalah yang akan dijadikan pokok pembahasan karya tulis ini,yaitu :
1.   Bagaimana memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat desa Wonocoyo tentang kehidupan penyu dan hal-hal yang terkait dengan keberadaan penyu baik secara aspek biologi, ekologi, konsepsi ?
2.   Bagaimana meminimalisir eksploitasi penyu dan telur penyu terutama untuk tujuan komersial ?
3.   Bagaimana memberikan tempat wisata yang indah, bersih, aman dan mendidik berbasis konservasi penyu ?
4.   Bagaimana memberi gambaran kepada masyarakat tentang konsep adopt turtle (Adopsi Penyu) untuk meningkatkan pendapatan nelayan ?

F. TUJUAN PROGRAM
            Tujuan yang ingin di capai dari usulan PKM-M dari judul di atas adalah :
a.       Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan penyu baik secara aspek biologi, ekologi, konsepsi kepada masyarakat nelayan, yang nantinya disampaikan kepada masyarakat pengunjung.
b.      Memanajemen pemanfaatan spesies penyu dan telur penyu yang ada agar memberikan hasil optimal secara berkelanjutan / sustainable.
c.       Terbentuknyapengembangankawasan ekowisata bahari berbasis konservasi kawasanhabitat penyu yang indah, bersih, aman dan memberikan pengetahuan kepada pengunjung.
d.      Peningkatan pendapatan masyarakat nelayan di pantai Kili-Kiliyang berjasa terhadap perlindungan penyu dari hasil adopt turtle (adopsi penyu) oleh Adopter (pengadopsi).

G. LUARAN YANG DI HARAPAKAN
      Luaran yang diharapkan setelah tercapainya progam ini adalah masyarakat di Pantai Kili-Kili mengetahui alasan pentingnya menjaga kelestarian Penyu dengan suatu konsep Adopsi penyu dan pengembangan kawasan ekowisata bahari berbasis konservasi kawasan habitat penyu sebagai alat untuk memperbaiki perikanan & pengembangan pariwisata yang nantinya akan disampaikan kepada pengunjung, sehingga kelestarian alam dapat dijaga bersama-sama.Selain itu, masyarakat yang dulunya hanya berdasarkan pada pemahamannya sendiri sekarang memiliki keahlian / ketrampilan dalam hal konservasi penyu sehingga dapat menciptakan kawasan ekowisata bahari yang bersih, indah dan bermanfaaat bagi pengunjung yang tentunya berdampak pula pada meningkatnya pendapatan masyarakat nelayan Kili-Kili.

H.KEGUNAAN PROGRAM
1. Bagi khalayak sasaran
      Sebaga ibekal dan dukungan kepada masyarakat untuk mengembangkan kawasan ekowisata bahari berbasis konservasi kawasan habitat penyu yang belum di kembangkan secara optimal.
2. Bagi Pelaksana
      Sebagai sarana untuk menerapkan keilmuan dan bentuk pengabdian terhadap masyarakat.
3. Bagi Pemerintah Daerah
      Membantu pemerintah dalam mengembangkan wilayah Konservasi habitat penyu untuk mendukung program penyelamatan penyu serta pengentasan desa tertinggal dan meningkatkan pendapatan daerah.

I. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
1. Lokasi
Desa Wonocoyo terletak 54 Km sebelah barat ibu kota Trenggalek dan 2 Km dari kota kecamatan Panggul dengan luas wilayah : 678,941 Ha terdiri dari dataran seluas 370,941 Ha, perbukitan 308 Ha dari sekian luas di peruntukan pemukiman 42,833 Ha, fasilitas 55,707 Ha, persawahan 185 Ha, ladang tegal 90,401 Ha, hutan perhutani 305 Ha ketinggian wilayah 0-100 m curah hujan 264 ml per-tahun.
Desa Wonocoyo terletak pada posisi koordinat 8° 17’ 43’’ LS dan 8° 24’ 25’’ LS serta 111° 43’ 08’’ BT dan 111° 45’ 08’’ BT.Desa Wonocoyo terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Wonocoyo Utara, Dusun Wonocoyo Selatan, Dusun Karang, Dusun Bendogolor, 12 RW, dan 44 RT.Adapun batas-batas dari Desa Tasikmadu adalah sebagai berikut :
-        Sebelah utara               : Desa Panggul Kecamatan Panggul
-        Sebelah selatan            : Lautan Indonesia
-        Sebelah barat               : Desa Besuki Kecamatan Panggul
-        Sebelah timur              : Desa Nglebeng Kecamatan Panggul
          Untuk mencapai desa ini harus menempuh jarak ± 100 km dari Kota Malang selama ± 4 jam dengan menggunakan jalur darat. Selama perjalanan kedesa kita dapat menikmati pemandangan yang sangat indah seperti panorama Gunung kapur dan kondisi pegunungan dan bukit yang masih alami dengan pantainya yang membentang dari barat ke timur wilayah desa Wonocoyo . Bentangan pantai itu kemudian di kenal sebagai Taman Kili-Kili (Pemuntahiran Desa Wonocoyo,2011).
2. Sasaran
Sasaran program pengabdian ini adalah masyarakat nelayan di pantai Kili-Kili Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek.
3.  Kondisi Masyarakat Sasaran
DesaWonocoyo mempunyai jumlah penduduk sampai tahun 2012 sekitar 6.436 jiwa penduduk laki-laki 3.216 jiwa, penduduk perempuan 3.220 jiwa dengan 1862 KK dan 44 RT. Berikut ini adalah tabel jumlah data Penduduk desa Wonocoyo berdasarkan mata pencaharian





(Sumber Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Trenggalek,2012)
Komposisi jumlah penduduk desa Wonocoyo berdasarkan tingkat pendidikan yang paling tinggi yaitu tamat SD sebanyak 3.255 orang.Komposisi jumlah penduduk desa Wonocoyo berdasarkan tingkat pendidikan dapat disajikan dalam Tabel 1.
            Kegiatan pariwisata di Desa Wonocoyo masih belum di kembangkan secara maksimal dibandingkan dengan sektor lainnya. Objekwisata  potensialyang dapatdikembangkan dalamskala nasional dan internasional adalah pengembangan konservasi kawasan habitat penyu yang berbasis masyarakat serta beberapa obyek yang dapat dikembangkan seperti pariwisata pantai dan olahraga sky air dan taman laut.

J. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
            Program perencanaan pengembangan kawasan ekowisata bahari berbasis kawasan konservasi habitat penyu berbasis masyarakat di Kili-Kili Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek, dengan menggunakan metode“ADOPT A TURTLE” (Mengadopsi Uukik dari hasil penetasan yang di lakukan masyarakat kemudian di lepas ke habitatnya oleh adopter) sebagai Bonus dalam pengembangan kawasan konservasi penyu (KKP) yang juga terdiri dari tahap persiapan,evaluasi tengah kegiatan,evaluasi akhir. Adapun konsep pemikiran Metode Pelaksanaan Program ditunjukkan pada bagan sebagai berikut:










TAHAP PERSIAPAN PROGRAM

SOSIALISASI

MASYARAKAT

DISKUSI

EKOWISATA BAHARI BERBASIS KONSERVASI HABITAT PENYU

KONSEP “ADOPT A TRUTLE

PELATIHAN KETERAMPILAN

PENYULUHAN

PROMOSI

LISTING CALON ADOPTER

DOKUMENTASI DAN PENGHARGAAN

TAGGING PENYU

PELEPASAN PENYU

PROGRESS REPORT TIAP BULANNYA

DIFASILITASI OLEH TIM

INCOME
Rounded Rectangle: PENDAMPINGAN
Rounded Rectangle: PENGAWASAN


























EVALUASI PROGRAM

1.      Terbentuknya pengembangankawasan ekowisata bahari berbasis konservasi kawasan habitat penyu
2.      Memanajemen pemanfaatan spesies penyu dan telur penyu secara optimal
3.      Peningkatan pendapatan  masyarakat nelayan di pantai Kili-Kili
 





1.        Persiapan Persiapan Pelaksanaan
1.      Observasi lapang, dilakukan dengan pengamatan secara langsung mendatangi pantai Kili-Kili, Desa Wonocoyo, Kabupaten Trenggalek.
2.      Perijinan lokasi, menghubungi para perangkat Desa Wonocoyo dan tokoh masyarakat setempat.
3.      Penentuan sektor wisata yang akan dikembangkan dengan berdiskusi bersama perwakilan masyarakat Desa Wonocoyo dan Dinas Perikanan dan Kelautan, sebagai pihak pengelola.
4.      Perencanaan progam pengelolaan dan teknik konservasi habitat penyu.
2.      Sosialisasi
1.      Penyuluhan tentang pentingnya menjaga kelestarian keanekaragaman sumberdaya  hayati dan pengenalan sumberdaya alam, khususnya habitat dan peranan penyu.
2.      Pengenalan tentang kebijakan yang mengatur masalah konservasi.
3.      Pengenalan mengenai konservasi penyu.
4.      Pengenalan tentang pentingnya peran masyarakat Desa Wonocoyo dalam menjaga kelestarian dan keberadaan penyu menuju kawasan konservasi berbasis habitat penyu.
3.      Dikusi Masyarakat, Penyuluhan, Pemberdayaan dan Pelatihan Keterampilan
1.      Memfasilitasi masyarakat untuk melakukan diskusi secara bersama-sama, dalam upaya pengembangan kawasan konservasi bahari berbasis habitat penyu sebagai upaya penyelamatan spesies penyu dan pendapatan bagi masyarakat.
2.      Mengintensifkan upaya-upaya pemberdayaan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat Desa Womocoyo, dalam menumbuhkan jiwa inisaiatif dan kreasi masyarakat.
3.      Pelatihan teknik dan metode konservasi penyu, mulai dari tahap pemantauan penyu yang bertelur, tata cara pengambilan telur, tata cara penetasan, perawatan tukik, dan lain sebagainya.
4.      Menjalin kemitraan yang seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk bersama-sama mewujudkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat Desa Wonocoyo.
5.      Menerapkan keterpaduan dan sinergi pendekatan pembangunan sektoral,  pembangunan kewilayahan KKP (Kawasan Konservasi Penyu) dan pembangunan partisipatif sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat Desa Wonocoyo.
6.      Pelatihan
7.      Peltihan softskill masyarakat tentang tata cara  memandu wisatawan yang mengunjungi pantai kili-kili
8.      Pelatihan masyarakat dalam menekankan peralihan air laut ke penangkaran tukik (KEUNIKAN DARI YG SDAH ADA)
9.      PELATIHAN WEBSITE UNTUK MAS PESISIR (SALAH SATU KEUNGGULAN),
Strategi Gerakan Pengabdian

Mendorong
Pemberian Ilmu dan Wawasan
 

1.      Masyarakat Sadar
2.      Timbul Inisiatif Masyarakat
3.      Karsa Cipta Masyarakat Desa Wonocoyo

Pendampingan& Pengawasan
 


                     Empowering The Society
                    (Pemberdayaan Masyarakat)
4.      Pengembangan Ekowisata BahariKonservasi Habitat Penyu Bertemakan ADOPT A TURTLE yang Berbasis Masyarakat
a.       Promosi program mealui berbagai media.
b.      Pelaksanaan Listing para calon adopter (pecinta lingkungan) yang bersedia untuk melakukan adopsi.
c.       Penulisan nama pengadopsi yang akan di-tagging di cangkang penyu adopsi, dan dilanjutkan pelepasan ke laut.
d.      Melakukan dokumentasi dan pengarsipan nama-nama pengadopsi, sebagai salah satu penghargaan atas kepedulian lingkungan.
e.       Laporan perkembangan penyu yang datang atau berlabuh di pantai Kili-Kili tiap bulannya.
5.      Tahap Evaluasi Program
       Evaluasi ini dilakukan secara harian dan evaluasi akhir.Evaluasi harian guna memperbaiki berbagai kelemahan yang ditemukan pada saat itudan menilai hal-hal yang menyangkut substansi pokok bahasan.Dan evaluasi akhir menyangkut efektifitas pelaksanaan program, yang dilakukan dengan melihat tingkat ketercapaian terhadap target, serta tingkat keefektifan program dalam merubah persepsi masyarakat Desa Wonocoyo, Kabupaten Trenggalek menuju pandangan yang lebih baik dan lebih berkembang untuk memunculkan inisiatif dan kemandirian masyrakat, dalam pengelolaan dan pengembangan Kawasan Konservasi Penyu (KKP). Faktor perubahan perilaku masyarakat terhadap kesadaran dan kepedulian untuk pengelolaan dan pengolahan kawasan konservasi yang tepat guna menambah pendapatan dari sektor ekowisata bahari berbasis habitat penyu melalui ADOPT A TURTLE. Penilaian pada peran serta masyarakat ketika melakukan pengawasan melalui pembentukan Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) menuju keberlanjutan program.

K.    JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No
Kegiatan
Bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3
Bulan ke-4

1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4

1
Persiapan

















2
Sosialisasi

















3
“Pesan Lisan”

















4
Pemberdayaan

















5
Evaluasi

















6
Pembuatan
Laporan

















L. RANCANGAN BIAYA

No
JENIS PENGELUARAN
SATUAN
NOMINAL
1
Persiapan Awal

Rp690.000,00


- Studi literatur
Rp 25.000
Rp          25.000,00


- Pembuatan Proposal
5 x@ Rp 20.000
Rp        100.000,00


-Materai
10 x@ Rp 6.500
Rp65.000,00


-Survey
5 orang x @ Rp 100.000
Rp        500.000,00
2
Biaya Operasional
Transportasi Malang-Trenggalek
18Hari x @ Rp.300.000,00
Rp.   5.400. 000,00
3
Biaya Promosi


Rp1.424.000,00


-Pamflet
99 x @Rp 1000
Rp       99.000,00       


-Spanduk
3 x @Rp 75.000
Rp       225.000,00       


-Baliho  ukuran 1.5m x 2 m
10 x @Rp 65.000
Rp650.000,00        


-X Banner
ukuran 0.75mx 0.5m
Rp       450.000,00       


-Katalog
20 x @Rp 6000
Rp.     120.000,00
4
Pembuatan kolam penangkaran


Rp.  2.100.000,00


-Kolam Penangkaran penyu
Ukuran 100x100x10 cm
4 x @ Rp. 250.000,00
Rp.  1.000.000,00


Thermometer raksa
4 x @ Rp. 100.000,00
Rp.     400.000,00


Thermometer Otomatis
2 x @ Rp  250.000,00
Rp.     500.000,00


Thermometer Memori
2 x @ Rp. 100.000,00
Rp.     200.000,00
5
Perbaikan Fasilitas


Rp   1.110.000,00  


-Pengadaan Papan Petunjuk
5x    @Rp 150.000
Rp      750.000,00


-Pengadaan Tempat Sampah
8 x   @Rp45.000,00
Rp      360.000,00


-




6
Atribut


Rp   1.560.000,00


- ID card
30 x @Rp      2.000
Rp         60.000,00


- Seragam
30 x @ Rp   45.000    
Rp    1.350.000,00


- Pembuatan Angket
150 x @ Rp 1000 
Rp       150.000,00
7
Jumlah


Rp12.284.000,00



Tidak ada komentar:

Posting Komentar