D.
LATAR BELAKANG MASALAH
Desa Wonocoyo terletak 54 Km sebelah barat ibu kota Trenggalek dan 2 Km
dari kota kecamatan Panggul dengan luas wilayah : 678,941 Ha terdiri dari
dataran seluas 370,941 Ha, perbukitan 308 Ha dari sekian luas di peruntukan pemukiman
42,833 Ha, fasilitas 55,707 Ha, persawahan 185 Ha, ladang tegal 90,401 Ha,
hutan perhutani 305 Ha ketinggian wilayah 0-100 m curah hujan 264 ml per-tahun.
Untuk mencapai desa ini harus menempuh
jarak ± 100 km dari Kota Malang selama ± 4 jam dengan menggunakan jalur darat.
Selama perjalanan kedesa kita dapat menikmati pemandangan yang sangat indah seperti panorama Gunung kapur dan kondisi pegunungan dan bukit
yang masih alami dengan pantainya yang membentang dari barat ke timur wilayah
desa Wonocoyo . Bentangan pantai itu kemudian di kenal sebagai Taman Kili-Kili
(Pemuntahiran Desa Wonocoyo,2011).
Taman Kili-Kili Desa Wonocoyo
Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek mempunyai kekayaan alam yang tidak
pernah habis mulai dari wisata pantai sampai spesies penyu salah satunya jenis
penyu abu-abu (lepidochelys olivicea) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricate).
Yang jelas di pantai sepanjang tepinya di tumbuhi pohon Pandan inilah pada
sekitaran bulan Mei sampai dengan agustus warga masyarakat desa Wonocoyo yang
tinggal tidak jauh dari pantai yakni masyarakat Dusun Bendogolor sering
menemukan Penyu laut yang bertelur di tempat itu. Penduduk setempat menyebutnya
“Pasiran” ( Ekomargono, 2011).
Penyu laut (Pasiran) yang sering
ditemukan di Taman Kili-Kili selama ini ada empat (4) jenis. Diantaranya
penyu hijau atau dikenal
dengan nama green turtle (Chelonia mydas), penyu sisik atau dikenal
dengan nama Hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata), Penyu
Abu-Abu/Lekang (Lepidochelys olivachea) dan penyu belimbing atau
dikenal dengan nama Leatherback turtle (Dermochelys olivacea).
Dari keempat jenis itu, Penyu Belimbing adalah penyu terbesar
yang pernah mereka temukan. Dengan ukuransekitar dua
(2) meter dengan berat kurang lebih 700 – 800 kg. Karena kurangnya pemahaman
bahwa Penyu laut termasuk hewan yang dilindungi maka sering kali yang dilakukan
masyarakat ketika menjumpai Penyu laut bertelur adalah mengambil telur-telurnya
untuk dijual atau dikonsumsi sendiri.Setiap tahunnya menurut pengakuan mereka
tidak kurang dari 40 sarang telur Penyu yang ditemukan dan diambil. Rata-rata
setiap sarangnya tidak kurang dari seratus butir telur (Eko, 2011)
Namun
setelah melalui penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Desa
Wonocoyo bersama BPD (Badan Permusyawaratan Desa) kepada masyarakat Bendogolor
dan beberapa Tokoh Masyarakat yang sekaligus ditindaklanjuti dengan penyusunan
Peraturan Desa (Perdes) tentang Konservasi Penyu. Kegiatan tersebut di
atas dilakukan oleh Pemerintahan Desa Wonocoyo setelah mengikuti Workshop
Konservasi Penyu yang diadakan oleh Departemen Perikanan dan Kelautan Pusat,
Propinsi dan Kabupaten yang bertempat di Hotel Hayam Wuruk Trenggalek selama
dua hari yaitu tanggal 18 sampai dengan 19 Mei 2011 (DKP, 2011).
Dalam
sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintahan Desa Wonocoyo terhadap masyarakat
Bendogolor pada tanggal 21 Mei 2011 terungkap bahwa Indonesia adalah rumah bagi
enam dari tujuh spesies penyu di dunia, karena memberikan tempat yang penting
untuk bersarang dan mencari makan, disamping merupakan rute perpindahan yang
penting di persimpangan Samudera Pasifik dan Hindia. Namun, populasi enam
spesies penyu laut tercantum sebagai yang rentan, terancam, atau sangat
terancam menurut IUCN Red List of Threatened Species (Daftar Merah Spesies Yang
Terancam Menurut IUCN).Ancaman utama yang dihadapi oleh penyu laut mencakup
hancurnya habitat dan tempat bersarang, penangkapan, perdagangan ilegal dan
eksploitasi yang membahayakan lingkungan.
Mendasar pada pemahaman bahwa :
- Penyu adalah spesies yang terancam punah menurut
IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural
Resources) dan harus dilindungi;
- Indonesia adalah bagian dari dunia yang terdapat 6 jenis penyu
- Indonesia adalah Negara anggota IUCN;
- Penyu
disebut sebagai hewan Purba yang masih bertahan sampai saat ini dan
memiliki peran penting dalam penyeimbang habitat laut
- Menjaga
alam beserta isinya adalah bentuk syukur atas karunia Tuhan
Maka tidak ada alasan bagi Desa
Wonocoyo untuk tidak turut serta mengamankan Penyu. Oleh karenanya, Desa yang
berada di tepian pantai selatan pulau Jawa itu segera menindaklanjuti dengan
membentuk Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Penyu dari ancaman
kepunahan.(Margono at all, 2011)
Pokmaswas
yang dibentuk oleh masyarakat peduli penyu yang saat ini telah disahkan oleh
Pemerintah Desa Wonocoyo, sampai saat ini belum mampu melaksanakan kegiatan
konservasi secara maksimal dikarenakan:
1.
Belum memiliki keahlian/keterampilan dalam hal
konservasi penyu, hingga konservasi yang dilakukan hanya berdasar pada
pemahamannya sendiri
- Terhambat pendanaan karena hanya berasal dari
sumbangan masyarakat peduli, Pemerintah desa, dan DKP Trenggalek yang
jumlahnya relative kecil;
- Sarana prasarana yang digunakan selama ini
relative minim karena hanya berasal dari swadaya Pokmaswas itu
sendiri
- Sulitnya alternatif mata pencaharian nelayan sekitar pantai kili-kili
karena penyu bertelur di sana tetapi telur tersebut tidak boleh di ambil
Dari paparan diatas, penulis memiliki gagasan dalam mengembangkan
wilayah Pantai Kili-Kili Desa Wonocoyo untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan. Pengembangan wilayah pesisir tersebut
berupa inovasi konsep Adopsi tukik (anak penyu) hasil penetasan
dengan menawarkan kepada adopter (pengadopsi tukik) yang mana nama mereka di
cantumkan pada penyu yang di adopsi, tidak hanya itu saja mereka juga di beri
keuntungan berupa laporan perkembangan dan penghargaan. Serta hasil dari adopsi
tersebut bermanfaat untuk melestarikan habitat penyu dan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakaat pesisir.
Pengembangan
kawasan ekowisata
bahari berbasis konservasi kawasan
habitat penyu yang tetap menjaga kelestarian ekosistem
alami yang berkelanjutan. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
pesisir dan ikut menjaga kelestarian alam. Berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis tertarik mengangkat karya tulis dengan judul “ADOPT A TURTLE:Sebagai Bonus Pengembangan KKP
(KawasanKonservasi Penyu)yang Berbasis Masyarakat Di Pantai Kili-Kili
KabupatenTrenggalek”. Upaya
ini kiranya mampu membantu pemerintah
dalam upaya melindungi ekosistem, khususnya habitat penyu, serta menambah
pendapatan masyarakat pesisir yang tinggal di Pantai Kili-Kili.Guna mendukung keberhasilan dan
keberlanjutanupaya pengelolaan konservasi penyu di pantai Kili-Kili desa
Wonocoyo Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek, maka diperlukan suatu pedoman
teknis bagi parapelaku pengelolaan konservasi penyu di lapangan.
E.PERUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat disusun rumusan masalah yang
akan dijadikan pokok pembahasan karya tulis ini,yaitu :
1. Bagaimana
memberikan pengetahuan dan pemahaman
kepada masyarakat desa Wonocoyo tentang kehidupan penyu dan hal-hal yang
terkait dengan keberadaan penyu baik secara aspek biologi, ekologi, konsepsi ?
2. Bagaimana
meminimalisir eksploitasi penyu dan telur penyu terutama
untuk tujuan komersial ?
3. Bagaimana
memberikan tempat wisata yang indah, bersih, aman dan mendidik berbasis konservasi penyu ?
4. Bagaimana memberi gambaran kepada masyarakat tentang
konsep adopt turtle (Adopsi Penyu) untuk meningkatkan pendapatan nelayan ?
F.
TUJUAN PROGRAM
Tujuan
yang ingin di capai dari usulan PKM-M dari judul di atas adalah :
a.
Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan penyu baik secara aspek
biologi, ekologi, konsepsi kepada masyarakat nelayan, yang
nantinya disampaikan kepada masyarakat pengunjung.
b.
Memanajemen pemanfaatan spesies penyu dan telur penyu yang
ada agar memberikan hasil optimal
secara berkelanjutan / sustainable.
c.
Terbentuknyapengembangankawasan ekowisata bahari berbasis konservasi kawasanhabitat penyu
yang indah, bersih, aman
dan memberikan pengetahuan kepada pengunjung.
d.
Peningkatan pendapatan masyarakat
nelayan di pantai Kili-Kiliyang
berjasa terhadap perlindungan penyu dari hasil adopt turtle (adopsi penyu) oleh
Adopter (pengadopsi).
G. LUARAN YANG DI HARAPAKAN
Luaran
yang diharapkan setelah tercapainya progam ini adalah masyarakat di Pantai Kili-Kili mengetahui alasan pentingnya menjaga kelestarian Penyu dengan suatu konsep Adopsi penyu dan pengembangan kawasan ekowisata bahari berbasis konservasi kawasan habitat penyu sebagai
alat untuk memperbaiki perikanan & pengembangan pariwisata yang nantinya
akan disampaikan kepada pengunjung, sehingga kelestarian alam dapat dijaga
bersama-sama.Selain itu, masyarakat
yang dulunya hanya berdasarkan pada pemahamannya sendiri sekarang memiliki
keahlian / ketrampilan dalam hal konservasi penyu sehingga dapat menciptakan
kawasan ekowisata bahari yang bersih, indah dan bermanfaaat bagi pengunjung
yang tentunya berdampak pula pada meningkatnya pendapatan masyarakat nelayan
Kili-Kili.
H.KEGUNAAN PROGRAM
1. Bagi khalayak sasaran
Sebaga ibekal dan
dukungan kepada masyarakat untuk mengembangkan kawasan ekowisata bahari berbasis konservasi kawasan
habitat penyu yang belum di
kembangkan secara optimal.
2.
Bagi
Pelaksana
Sebagai sarana untuk
menerapkan keilmuan dan bentuk pengabdian terhadap masyarakat.
3.
Bagi
Pemerintah Daerah
Membantu pemerintah
dalam mengembangkan wilayah Konservasi habitat penyu untuk mendukung program penyelamatan penyu serta pengentasan
desa tertinggal dan meningkatkan pendapatan daerah.
I. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
1. Lokasi
Desa Wonocoyo terletak 54 Km sebelah barat ibu kota Trenggalek dan 2 Km
dari kota kecamatan Panggul dengan luas wilayah : 678,941 Ha terdiri dari
dataran seluas 370,941 Ha, perbukitan 308 Ha dari sekian luas di peruntukan
pemukiman 42,833 Ha, fasilitas 55,707 Ha, persawahan 185 Ha, ladang tegal
90,401 Ha, hutan perhutani 305 Ha ketinggian wilayah 0-100 m curah hujan 264 ml
per-tahun.
Desa Wonocoyo terletak pada posisi
koordinat 8° 17’ 43’’ LS dan 8° 24’ 25’’ LS serta 111° 43’ 08’’ BT dan 111° 45’
08’’ BT.Desa Wonocoyo
terdiri dari 4 dusun
yaitu Dusun Wonocoyo Utara, Dusun Wonocoyo Selatan, Dusun Karang, Dusun
Bendogolor, 12
RW, dan 44 RT.Adapun batas-batas dari Desa
Tasikmadu adalah sebagai berikut :
-
Sebelah
utara : Desa Panggul Kecamatan Panggul
-
Sebelah
selatan : Lautan Indonesia
-
Sebelah
barat : Desa Besuki Kecamatan Panggul
-
Sebelah
timur : Desa Nglebeng Kecamatan Panggul
Untuk mencapai desa ini harus menempuh
jarak ± 100 km dari Kota Malang selama ± 4 jam dengan menggunakan jalur darat.
Selama perjalanan kedesa kita dapat menikmati pemandangan yang sangat indah seperti panorama Gunung kapur dan kondisi pegunungan dan bukit
yang masih alami dengan pantainya yang membentang dari barat ke timur wilayah
desa Wonocoyo . Bentangan pantai itu kemudian di kenal sebagai Taman Kili-Kili
(Pemuntahiran Desa Wonocoyo,2011).
2. Sasaran
Sasaran program pengabdian ini adalah masyarakat nelayan di pantai Kili-Kili Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek.
3. Kondisi
Masyarakat Sasaran
(Sumber Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Trenggalek,2012)
Komposisi jumlah penduduk desa Wonocoyo
berdasarkan tingkat pendidikan yang
paling tinggi yaitu tamat SD sebanyak 3.255 orang.Komposisi jumlah penduduk desa Wonocoyo
berdasarkan tingkat pendidikan dapat disajikan dalam Tabel 1.
Kegiatan
pariwisata di Desa Wonocoyo masih belum di kembangkan secara maksimal dibandingkan
dengan sektor lainnya. Objekwisata
potensialyang dapatdikembangkan dalamskala nasional dan internasional
adalah pengembangan konservasi kawasan habitat penyu yang berbasis masyarakat
serta
beberapa obyek yang dapat
dikembangkan seperti pariwisata pantai dan olahraga sky air dan taman laut.
J. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Program perencanaan
pengembangan kawasan ekowisata
bahari berbasis kawasan konservasi habitat penyu
berbasis
masyarakat di Kili-Kili Desa Wonocoyo
Kecamatan Panggul
Kabupaten Trenggalek, dengan
menggunakan metode“ADOPT A TURTLE” (Mengadopsi Uukik dari hasil penetasan yang di lakukan
masyarakat kemudian di lepas ke habitatnya oleh adopter) sebagai Bonus dalam pengembangan
kawasan konservasi penyu (KKP) yang juga terdiri dari tahap
persiapan,evaluasi tengah kegiatan,evaluasi akhir. Adapun konsep pemikiran
Metode Pelaksanaan Program
ditunjukkan pada bagan sebagai
berikut:
SOSIALISASI
|
MASYARAKAT
|
DISKUSI
|
EKOWISATA BAHARI
BERBASIS KONSERVASI HABITAT PENYU
|
KONSEP “ADOPT A TRUTLE”
|
PELATIHAN
KETERAMPILAN
|
PENYULUHAN
|
PROMOSI
|
LISTING
CALON ADOPTER
|
DOKUMENTASI DAN PENGHARGAAN
|
TAGGING
PENYU
|
PELEPASAN PENYU
|
PROGRESS
REPORT TIAP BULANNYA
|
DIFASILITASI
OLEH TIM
|
INCOME
|
![]() |
|||
![]() |
|||
EVALUASI PROGRAM
|
1.
Terbentuknya pengembangankawasan
ekowisata bahari berbasis konservasi kawasan habitat penyu
2. Memanajemen
pemanfaatan spesies penyu dan telur penyu secara optimal
3.
Peningkatan pendapatan masyarakat nelayan di pantai Kili-Kili
|
1.
Persiapan
Persiapan Pelaksanaan
1.
Observasi lapang, dilakukan dengan pengamatan
secara langsung mendatangi pantai Kili-Kili, Desa Wonocoyo, Kabupaten
Trenggalek.
2.
Perijinan lokasi, menghubungi para perangkat
Desa Wonocoyo dan tokoh masyarakat setempat.
3.
Penentuan sektor wisata yang akan
dikembangkan dengan berdiskusi bersama perwakilan masyarakat Desa Wonocoyo dan
Dinas Perikanan dan Kelautan, sebagai pihak pengelola.
4.
Perencanaan progam pengelolaan dan
teknik konservasi habitat penyu.
2.
Sosialisasi
1. Penyuluhan
tentang pentingnya menjaga kelestarian keanekaragaman sumberdaya hayati dan pengenalan sumberdaya alam,
khususnya habitat dan peranan penyu.
2. Pengenalan
tentang kebijakan yang mengatur masalah konservasi.
3. Pengenalan
mengenai konservasi penyu.
4. Pengenalan
tentang pentingnya peran masyarakat Desa Wonocoyo dalam menjaga kelestarian dan
keberadaan penyu menuju kawasan konservasi berbasis habitat penyu.
3. Dikusi Masyarakat, Penyuluhan,
Pemberdayaan dan Pelatihan Keterampilan
1. Memfasilitasi
masyarakat untuk melakukan diskusi secara bersama-sama, dalam upaya
pengembangan kawasan konservasi bahari berbasis habitat penyu sebagai upaya
penyelamatan spesies penyu dan pendapatan bagi masyarakat.
2. Mengintensifkan
upaya-upaya pemberdayaan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat
Desa Womocoyo, dalam menumbuhkan jiwa inisaiatif dan kreasi masyarakat.
3. Pelatihan
teknik dan metode konservasi penyu, mulai dari tahap pemantauan penyu yang
bertelur, tata cara pengambilan telur, tata cara penetasan, perawatan tukik,
dan lain sebagainya.
4. Menjalin
kemitraan yang seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk bersama-sama
mewujudkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat Desa Wonocoyo.
5. Menerapkan
keterpaduan dan sinergi pendekatan pembangunan sektoral, pembangunan kewilayahan KKP (Kawasan
Konservasi Penyu) dan pembangunan partisipatif sehingga dapat menambah
pendapatan masyarakat Desa Wonocoyo.
6. Pelatihan
7.
Peltihan softskill masyarakat
tentang tata cara memandu wisatawan yang
mengunjungi pantai kili-kili
8.
Pelatihan masyarakat dalam
menekankan peralihan air laut ke penangkaran tukik (KEUNIKAN DARI YG SDAH ADA)
9.
PELATIHAN WEBSITE UNTUK MAS
PESISIR (SALAH SATU KEUNGGULAN),
Strategi Gerakan Pengabdian
Mendorong
|
1.
Masyarakat
Sadar
2.
Timbul
Inisiatif Masyarakat
3.
Karsa
Cipta Masyarakat Desa Wonocoyo
Pendampingan&
Pengawasan
|
Empowering The Society
(Pemberdayaan Masyarakat)
4.
Pengembangan
Ekowisata BahariKonservasi Habitat Penyu Bertemakan ADOPT A TURTLE yang Berbasis
Masyarakat
a. Promosi
program mealui berbagai media.
b. Pelaksanaan
Listing para calon adopter (pecinta
lingkungan) yang bersedia untuk melakukan adopsi.
c. Penulisan
nama pengadopsi yang akan di-tagging di
cangkang penyu adopsi, dan dilanjutkan pelepasan ke laut.
d. Melakukan
dokumentasi dan pengarsipan nama-nama pengadopsi, sebagai salah satu
penghargaan atas kepedulian lingkungan.
e. Laporan
perkembangan penyu yang datang atau berlabuh di pantai Kili-Kili tiap bulannya.
5.
Tahap
Evaluasi Program
Evaluasi ini dilakukan secara harian dan
evaluasi akhir.Evaluasi harian guna memperbaiki
berbagai kelemahan yang ditemukan pada saat itudan menilai hal-hal yang menyangkut substansi pokok bahasan.Dan
evaluasi akhir menyangkut efektifitas pelaksanaan program, yang dilakukan
dengan melihat tingkat ketercapaian terhadap target, serta tingkat keefektifan
program dalam merubah persepsi masyarakat Desa Wonocoyo, Kabupaten Trenggalek
menuju pandangan yang lebih baik dan lebih berkembang untuk memunculkan
inisiatif dan kemandirian masyrakat, dalam pengelolaan dan pengembangan Kawasan
Konservasi Penyu (KKP). Faktor perubahan perilaku masyarakat terhadap kesadaran
dan kepedulian untuk pengelolaan dan pengolahan kawasan konservasi yang tepat
guna menambah pendapatan dari sektor ekowisata bahari berbasis habitat penyu
melalui ADOPT A TURTLE. Penilaian pada peran
serta masyarakat ketika melakukan pengawasan melalui pembentukan Kelompok Masyarakat Pengawas
(POKMASWAS) menuju keberlanjutan program.
K. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No
|
Kegiatan
|
Bulan ke-1
|
Bulan ke-2
|
Bulan ke-3
|
Bulan ke-4
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Persiapan
|
|||||||||||||||||
2
|
Sosialisasi
|
|||||||||||||||||
3
|
“Pesan Lisan”
|
|||||||||||||||||
4
|
Pemberdayaan
|
|||||||||||||||||
5
|
Evaluasi
|
|||||||||||||||||
6
|
Pembuatan
Laporan
|
L. RANCANGAN BIAYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar