Selasa, 05 Januari 2016

CILACAP

Cilacap, sebuah kota kecil di selatan jawa yang letaknya berbatasan dengan propinsi Jawa Barat. Sebelumnya saya tak pernah menginjakan kaki di kota yang bericon “Cilacap Bercahaya” ini. Cilacap menjadi kota tujuan saya bersama 12 rekan saya untuk melaksanakan Praktek Kerja Magang (PKM) sebagai prasyarat kelulusan salah satu mata kuliah di Program study kami.
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap adalah tempat kami mengais ilmu selama satu bulan. Pelabuhan Cilacap Merupakan salah satu dari lima Pelabuhan Perikanan Samudera yang ada di Indonesia.  Dalam praktek Kerja magang di PPS Cilacap ini, Masing-masing dari kami memiliki tema yang berbeda-beda untuk disajikan dalam sebuah laporan yang juga akan diujikan nanti seusai pelaksanaan Praktek Kerja Magang.
Banyak hal yang kami dapatkan dikota ber Plat-R  ini. Masyarakatnya yang ramah, suasana damai, hingga makanan khas yang membuat lidah kami jatuh cinta pada makanan ini. Makanan tersebut adalah mendoan. Mendoan khas disini berbeda dengan mendoan yang ada di daerah lain. kebanyakan penjual mendoan yang kami jumpai disini membuat mendoan yang mereka jual dengan bahan dasar tempe yang mereka buat sendiri pula. Tak heran  jika mendoan disini memiliki cita rasa yang khas.
“Aja kelalen umah  dikunci, kompor dipateni, nek ditinggal lunga-lunga ” salah satu kalimat yang kami jumpai di sudut jalan yang membuat kami terheran-heran dengan bahasa demikian. Inti dari kalimat tersebut adalah “ jangan lupa rumah dikunci, matikan kompor, jikalau ditinggal bepergian”. Cilacap juga dikenal dengan bahasa ngapaknya. Kesan pertama bagi yang belum terbiasa mendengar kalimat tersebut mungkin aneh. Namun lama kelamaan kami sudah terbiasa dengan  bahasa dan logat yang demikian bahkan sesekali kami juga bercakap-cakap dengan menggunakan bahsa ngapak.
Tidak hanya keunikan bahasa dan makananya saja, cilacap juga memiliki berbagai tempat wisata yang bisa dikunjungi. Seperti wisata Benteng Pendem, Pantai teluk Penyu, dan Pulau Nusakambangan. Untuk pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem sendiri letaknya tidak begitu jauh dari tempat kami magang. Perjalanan dapat ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri pantai. Berbeda lagi dengan pulau  nusakambangan. Kami harus menyewa kapal untuk menyeberangi pulau sekitar kurang lebih dua puluh menit dari daratan. Perjalanan terjal menghempas ombak terbayarkan dengan keindahan alam pantai pasir putih yang ada di pulau nusakambangan. Diantaranya ada pantai widarapayung, pantai jetis, dan pantai permisan . Panorama yang disuguhkan sangat cocok sebagai tempat refreshing bersama keluarga maupun teman-teman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar