Cilacap, sebuah kota kecil di
selatan jawa yang letaknya berbatasan dengan propinsi Jawa Barat. Sebelumnya
saya tak pernah menginjakan kaki di kota yang bericon “Cilacap Bercahaya” ini.
Cilacap menjadi kota tujuan saya bersama 12 rekan saya untuk melaksanakan
Praktek Kerja Magang (PKM) sebagai prasyarat kelulusan salah satu mata kuliah
di Program study kami.
Pelabuhan Perikanan Samudera
(PPS) Cilacap adalah tempat kami mengais ilmu selama satu bulan. Pelabuhan
Cilacap Merupakan salah satu dari lima Pelabuhan Perikanan Samudera yang ada di
Indonesia. Dalam praktek Kerja magang di
PPS Cilacap ini, Masing-masing dari kami memiliki tema yang berbeda-beda untuk
disajikan dalam sebuah laporan yang juga akan diujikan nanti seusai pelaksanaan
Praktek Kerja Magang.
Banyak hal
yang kami dapatkan dikota ber Plat-R ini. Masyarakatnya yang ramah, suasana damai,
hingga makanan khas yang membuat lidah kami jatuh cinta pada makanan ini. Makanan
tersebut adalah mendoan. Mendoan khas disini berbeda dengan mendoan yang ada di
daerah lain. kebanyakan penjual mendoan yang kami jumpai disini membuat mendoan
yang mereka jual dengan bahan dasar tempe yang mereka buat sendiri pula. Tak
heran jika mendoan disini memiliki cita
rasa yang khas.
“Aja kelalen
umah dikunci, kompor dipateni, nek
ditinggal lunga-lunga ” salah satu kalimat yang kami jumpai di sudut jalan yang
membuat kami terheran-heran dengan bahasa demikian. Inti dari kalimat tersebut
adalah “ jangan lupa rumah dikunci, matikan kompor, jikalau ditinggal
bepergian”. Cilacap juga dikenal dengan bahasa ngapaknya. Kesan pertama bagi
yang belum terbiasa mendengar kalimat tersebut mungkin aneh. Namun lama
kelamaan kami sudah terbiasa dengan
bahasa dan logat yang demikian bahkan sesekali kami juga bercakap-cakap
dengan menggunakan bahsa ngapak.
Tidak hanya
keunikan bahasa dan makananya saja, cilacap juga memiliki berbagai tempat
wisata yang bisa dikunjungi. Seperti wisata Benteng Pendem, Pantai teluk Penyu,
dan Pulau Nusakambangan. Untuk pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem sendiri
letaknya tidak begitu jauh dari tempat kami magang. Perjalanan dapat ditempuh
dengan berjalan kaki menyusuri pantai. Berbeda lagi dengan pulau nusakambangan. Kami harus menyewa kapal untuk
menyeberangi pulau sekitar kurang lebih dua puluh menit dari daratan.
Perjalanan terjal menghempas ombak terbayarkan dengan keindahan alam pantai
pasir putih yang ada di pulau nusakambangan. Diantaranya ada pantai widarapayung,
pantai jetis, dan pantai permisan . Panorama yang disuguhkan sangat cocok
sebagai tempat refreshing bersama keluarga maupun teman-teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar